Assalamu'alaikum
Kamis, 21 Sep 2023
  • Selamat datang di web Alfaradis.com.
  • Selamat datang di web Alfaradis.com.
2 Desember 2022

Amalan memperpanjang umur

Jum, 2 Desember 2022 Dibaca 37x

Yang dapat menambah umur:

  1. Silaturrahmi
    Anas bin Malik mengabarkan kepadaku, bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah tali silaturahmi.” (Muttafaq ‘alaih)
  2. Kebaikan
    Dari Salman (al-Farisi), ia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: “Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan.” (HR. Al-Tirmidzi)
  3. Sedekah
    Diriwayatkan dari sahabat Amr bin Auf, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya sedekah seorang muslim dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran, dan sifat berbangga diri darinya.” (HR. Thabrani)

apakah umur dapat bertambah?

Dalam menyikapi hal ini, para ulama terbagi menjadi 2 pendapat.

Pertama: umur benar-benar dapat bertambah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis.

Ini merupakan pendapat mayoritas ulama, para ulama ahli tahqiq (muhaqqiqin) lebih memilih pendapat ini, di antaranya Ibnu Hazm, al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani, al-Syaukani, dan selainnya. Namun mereka berbeda dalam memberikan keterangan dan mengompromikannya:

  1. Bahwa penambahan umur sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis adalah berdasarkan catatan malaikat pencatat amal. Adapun yang disebutkan dalam ayat Alquran (yaitu tidak adanya penambahan umur) adalah berdasarkan ilmu Allah. Maka, makna hadis tersebut adalah: bahwa penundaan umur merupakan umur yang tercatat di dalam catatan malaikat, adapun umur yang berdasarkan ilmu Allah maka tidak dapat dimajukan atau ditunda. Ini merupakan pendapat Ibnu hajar, al-Baihaqi, Ibnu Hajar, al-Safarini, dan ‘Abdurrahman al-Sa’di.
  2. Pendapat kedua, bahwa makna hadis: Allah menjadikan silaturahmi sebagai sebab untuk panjangnya umur, sebagaimana seluruh amal (perbuatan) yang Allah perintahkan secara syariat, dan Allah telah mengatur balasan perbuatan-perbuatan tersebut dengan ketentuan tertentu. Maka barangsiapa mengetahui jika ia melakukan silaturahmi maka ajalnya menjadi (bertambah) sampai sekian, dan jika ia memutuskan silaturahmi ajalnya habis sampai sekian. Semuanya telah selesai ditulis/ditetapkan pada azali, dan pena (penulis takdir) telah kering.

Ini merupakan pendapat al-Thahawi, Qadhi ‘Iyadh, Ibnu Hazm, al-Zamakhsyari, al-Syaukani, al-Alusi dan Ibnu ‘Utsaimin.

Kedua: umur tidak dapat bertambah.

Sebagian ulama memahami bahwa hadis tersebut dipahami secara majazi, bukan hakiki. Namun mereka berbeda pendapat dalam memahami kata “bertambah” ke dalam beberapa pendapat:

  1. “Bertambah” merupakan kiasan dari berkahnya umur, disebabkan karena taufik (petunjuk) yang didapatkan oleh pelakunya kepada ketaatan, menjaga waktunya dengan perkara-perkara yang bermanfaat dan menghindarkan diri dari membuang-buang umur, sehingga ia mendapatkan (keberkahan) pada umurnya yang pendek, yang hal itu tidak didapatkan oleh orang yang umurnya panjang. Ini merupakan pendapat: Abu Hatim al-Sijistani, Ibn Hibbaan, al-Nawawi dan al-Thiibii.
  1. “Bertambah” merupakan kiasan dari abadinya pujian, namanya disebut-sebut dengan baik (kebaikannya senantiasa diingat), dan pahala yang berlipat ganda setelah wafatnya, sampai seolah-olah dia belum wafat. Ini pendapat Abu al-‘Abbas al-Qurthubi.
  2. “Bertambah umurnya”, dapat dimaknai sebagai bertambahnya pemahamannya, akalnya, dan pandangannya.
  3. “Bertambah” yang dimaksud adalah luas rezekinya dan sehat badannya.
  4. Maksud dari “bertambah” adalah ia memiliki keturunan yang saleh yang senantiasa mendoakannya. (sumber)

Pandangan pribadi kami:

ajal yang dapat di mundurkan adalah ajal mu’allaq atau ajal ghoiru musamma, sedangkan ajal musamma tentu tidak dapat di undur sebagaimana Allah berfirman:

surah Ali Imran ayat 145 :
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.”

surah Al-A’raf ayat 34, dinyatakan: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.”

kedua ayat diatas menunjukkan ajal musamma tidak dapat di undur waktunya dan itu ada dalam ilmu Allah

adapun ajal ghairu musamma, Allah berfirman:

“Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menentukan ajal (masa hidup tertentu) dan ada lagi ajal yang pasti (ajal musamma) di sisi-Nya” (Qs. Al-Anam: 2).

sebagaimana yang dilakukan Sayidina Umar bin Khattab, ketika beliau diberitahukan bahwa di suatu daerah terkena wabah penyakit, maka dia memilih untuk tidak memasuki daerah itu. Seseorang berkata kepadanya, “bukankah hal itu sudah ditakdirkan Tuhan dan kita menghindarinya?” Maka Sayidina Umar menjawab, “Saya menghindar dari takdir Tuhan untuk memasuki takdir Tuhan yang lainnya.”. Jawaban Sayidina Umar ini menunjukkan pemahaman beliau atas prinsip sebab-akibat dalam takdir ilahi, termasuk takdir kematian.

Sederhananya, ajal (kematian) memiliki potensi untuk mengalami penundaan karena adanya halangan yakni belum terpenuhi syarat atau sebabnya. Alquran menegaskan, “Allah menghapuskan dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitb” (Q.S. al-Rad : 39).

Tapi perlu di perhatikan juga, untuk apa kita menambah umur? untuk foya foya? menambah kecintaan dunia? jika hanya itu maka tidak bermanfaat umur kita. umur yang bermanfaat adalah umur yang digunakan untuk ibadah kepada Allah, menambah nilai kemanfaatan untuk makhluk Allah.

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِى بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ  مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ  قَالَ فَأَىُّ النَّاسِ شَرٌّ قَالَ  مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ 

Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya”. [HR. Ahmad; Tirmidzi; dan al-Hâkim]

hadist dari Ibnu Majah nomor 3915, Diriwayatkan mengenai tafsir mimpi dari seorang sahabat nabi  dari Quraisy yang bernama Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said atau yang dikenal dengan Thalhah bin Ubaidillah.

Thalhah menceritakan mengenai kisah dua pemuda yang pernah bertemu Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan menyatakan keislamannya, hingga akhirnya mereka wafat.

Thalhah bin Ubaidillah berkisah..

Ada dua orang dari daerah Baliy datang ke Rasulullah..

Keduanya pun masuk Islam..

Namun yang pertama lebih bersungguh-sungguh dari yang kedua..

Suatu ketika yang pertama ikut perang dan mati syahid..

Sedangkan yang kedua hidup setelahnya setahun lalu meninggal..

Thalhah berkata..

Lalu aku bermimpi seakan aku berada di sisi pintu surga..

Kedua orang itu ada di sana..

Keluarlah seseorang dari surga..

Ia menyuruh yang kedua untuk masuk surga..

Setelah itu yang pertama baru diizinkan masuk surga..

Lalu dikatakan kepadaku: “Pulanglah, belum waktunya untukmu..

Di pagi harinya Thalhah menceritakan mimpinya ke orang-orang..

Mereka merasa heran..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda..

Mengapa kalian heran?”

Mereka berkata: “Wahai Rasulullah..

Yang pertama lebih bersungguh-sungguh dan mati syahid..

Sedangkan yang kedua ternyata masuk surga dahulu ?”

Beliau bersabda: “Bukankah ia hidup setelahnya setahun?”

Bukankah ia mendapati Ramadhan dan sholat sekian banyak dalam setahun? Dalam riwayat ahmad: 1800 kali sholat..

Mereka berkata: “Benar.”

Beliau bersabda: “Derajat keduanya sejauh langit dan bumi..

maka inilah seharusnya niat seorang mukmin yang ingin panjang umurnya, agar digunakan untuk ibadah, ber amal sholih dan memberikan manfaat kepada sesama.

Anwarusysyamsi A.F

Tulisan Lainnya

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

September 2023
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  

Info Pesantren

PONDOK PESANTREN DAR AL-FARADIS مَعْهَدُ دَارِ الْفَرَادِيْسِ

NSPN : 510033280102
Jl. Muslimat Harjosari Kidul, Adiwerna, Tegal
TELEPON 081542427900
EMAIL yayasan.alfaradis@gmail.com

PONDOK PESANTREN DAR AL-FARADIS.

BEDIRI DIATAS DAN UNTUK SEMUA GOLONGAN

SMP IT BERBASIS PESANTREN DAAR AL-FARADIS | TERAKREDITASI "B" DAN DITETAPKAN SEBAGAI SEKOLAH PENGGERAK | NPSN: 69917533

MADRASAH ALIYAH (MA) DAR AL-FARADIS | NSM: 131233280018

Alamat: Jl. Muslimat Harjosari Kidul, Rt.8 Rw.6, Adiwerna, Tegal. 52194. Jawa Tengah