-> Anugerah duniawi itu dikatakan berkah, jika setelah mendapatkannya maka semakin menambah ketaatan (bersyukur, beribadah, berbagi). namun jika semakin lupa kepada Allah, maka pemberian itu bisa menjadi fitnah.
-> Anugerah akhirat dikatakan berkah apabila setelah mendapatkannya semakin rajin ibadahnya, semakin mengamalkan ilmunya. namun jika tidak maka bisa menjadi fitnah, seperti abu lahab, abu jahal dekat dengan rasulullah malah memusuhinya.
Contoh berkah dunia dan akhirat di sekitar masjidil Aqsa, Al-Syaukānī berkata,
«الَّذِي بارَكْنا حَوْلَهُ بِالثِّمَارِ وَالْأَنْهَارِ وَالْأَنْبِيَاءِ وَالصَّالِحِينَ، فَقَدْ بَارَكَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ حَوْلَ الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى بِبَرَكَاتِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ». «فتح القدير للشوكاني» (3/ 246)
Artinya,
“Masjidil Aqṣā yang Aku (Allah) berkahi sekelilingnya (maknanya adalah Aku memberkahinya) dengan buah-buahan, sungai-sungai, nabi-nabi dan orang-orang saleh. (Al-Syaukānī berkata:) Allah subhanah telah memberkahi sekeliling Masjidil Aqsā dengan berkah-berkah dunia dan akhirat” (Fatḥu al-Qadīr, juz 3 hlm 246)
Tinggalkan Komentar